Minggu, 28 Juni 2009

Minggu, 14 Juni 2009

Jurnal Bunga Ciptaning Kamaswari (5115082322)

Hasil Belajar Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan Minat Mahasiswa Memilih Profesi Guru SMK

Murniyati (5115970860)
Penulis Skripsi, Alumnus Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Bunga Ciptaning Kamaswari (5115082322)
Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Jurnal ini merupakan jurnal yang mengambil penelitian melalui skripsi salah satu mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu program yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta, dimana mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan pratek mengajar. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara hasil belajar PPL dengan minat mahasiswa memilih profesi guru SMK.
Kata Kunci : PPL (Program Pengalaman Lapangan), SMK, Profesi, Guru.


LATAR BELAKANG
Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap dan menyeluruh mencakup berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek pembangunan itu adalah pendidikan. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang saat ini sedang giat-giatnya membenahi sistem pendidikannya. Hal ini disebabkan pentingnya peranan pendidikan dalam suatu negara. Melalui pendidikan, suatu negara dapat mewujudakn manusia-manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan di masa yang akan datang.
Banyak faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya sebuah sistem pedidikan, salah satunya adalah guru. Peranan guru sangat menentukan dalam pemecahan masalah pendidikan dan salah satu faktor penentu dalam proses belajar mengajar, bahkan hasil dari suatu proses pendidikan tergantung pada kemampuan tenaga-tenaga kependidikan atau guru yang menanganinya. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidkan seharusnya dimulai dari peningkatan mutu tenaga kependidikan itu sendiri.
Dalam kaitan ini, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta ( IKIP Jakarta ) merupakan salah satu lembaga yang mempunyai tugas utama membina dan mengembangkan ilmu pendidikan serta membina dan mendidik guru berbagai bidang studi atau mata pelajaran untuk berbagai jenjang dan jenis pendidikan serta tenaga kependidikan.
Namun, berdasarkan Keppres 093/1999 tanggal 4 Agustus 1999, kini IKIP Jakarta telah berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Walaupun telah berubah nama menjadi Universitas, dalam salah satu misinya, UNJ masih menghasilkan tenaga akademik dan/atau profesional yang bertanggung jawab dan mandiri, di bidang pendidikan dan nonkependidikan guna menghadapi tantangan masa depan. Salah satu program yang diterapkan UNJ kepada mahasiswa utnuk mewujudkan salah satu misinya di atas adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswa utnuk menjalankan praktik kerja yaitu Program Pengalaman Lapanga (PPL).
Membentuk tenaga kependidikan bukanlah hal yang mudah ataupun ringan, karena seorang yang dibina/ dididik untuk menjadi seorang guru dan suatu saat memilih profesi guru, haruslah menguasai pengetahuan mengenai pelajaan yang akan menjadi bahan kegiatan belajar mengajarnya. Tidak hanya itu, ia pun harus menguasai tentang psikologi anak didiknya, ilmu mendidik, pengetahuan tentang metodologi mengajar, teknologi pendidikan, serta harus pula memiliki watak dan tingkah laku yang patut diteladani.
Namun saat ini, jarang sekali mahasiswa yang telah menimba ilmu di UNJ nantinya serius utnuk memilih guru sebagai profesinya. Hal ini disebabkan karena adanya peluang bagi setiap mahasiswa untuk dapat memilih pekerjaan di bidang nonkepndidikan.

PERMASALAHAN
Berdasarkan apa yang dirasakan sekarang dalam melihat perkembangan dunia pendidikan khususnya di UNJ sebagai ‘pabrik’ pencetak guru, maka permasalahan yang dihadapi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Apakah misiyang dicanangkan UNJ telah berhasil dicapai?
2. Apakah mahasiswa yang diterima di UNJ seluruhnya berminat dan siap dididik menjadi tenaga kependididkan profesional?
3. Apakah lulusan dari UNJ siap terjun ke tengah masyarakat untuk mengabdi sebagai tenaga kependidikan yang profesional?
4. Apakah Program Pengalaman Lapangan yang dicanangkaN UNJ mampu mempengaruhi minat mahasiswa Teknik Elektro FT UNJ untuk memilih profeshi guru SMK?
5. Apakah hasil belajar PPL yang tinggi mempunyai hubungan terhadap minat mahasiswa Teknik Eleltro UNJ untuk memilih profesi guru SMK Jurusan Teknik Elektro?

PROFESI GURU
Diantara bermacam-macam keinginan manusia , keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak merupakan salah satu minat mahasiswa yang baru lulus atau menyelesaikan jenjang pendidikan telah ditempuh. Guru sebagai salah satu jenis profesi, memiliki arti sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. Sesuai dengan misi yang diusung UNJ, yaitu menghasilkan tenaga akademik profesional di bidang pendidikan, maka menjadi tenaga pendidik atau yang lebih dikenal sebagai guru merupakan salah satu profesi pilihan utama bagi mahasiswa atau mahasisiwi UNJ.
Padahal, pilihan profesi juga ditentukan oleh minat dan bakat orang itu sendiri. Bakat merupakan sesuatu yang telah menjadi bawaan (sejak lahir sudah ada). Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan mendukung belajar selanjutnya.
Sebelum pemerintah memberikan porsi yang besar untuk dunia pendidikan dalam anggaran pemerintah, profesi guru sepertinya kkurang diminati orang muda zaman sekarang. Namun kini, profesi guru sudah banyak diminati.

PPL
PPL merupakan singkatan dari Program Pengalaman Lapangan. PPL merupakan suatu program ajang pelatian mengaplikasikan berbagai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dalam rangka permbentukan guru yang profesional (termasuk di dalamnya kegiatan observasi dan partisipasi serta kegiatan lainnya bagi jurusan tertentu yang ada di UNJ, seperti: latihan mengajar, ujian, serta tugas kependidikan lainnya). Tujuan PPL sendiri adalah membekali mahasiswa yang melaksanakan PPL denmgan kemampuam profesional di bidang kependidikan.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah ex post facto dengan pendekatan korelasional, karena pengambilan data dilakukan tanpa memanipulasi variabel bebas secara langsung.
Variabel yang digunakan adalah
1. Variabel terikat ( minat mahasiswa tekinik elektro FT UNJ untuk memilih memilih profesi guru SMK jurusan listrik)
2. Variabel bebas (hasil belajar Program Pengalaman Lapangan).

HASIL PENELITIAN

Terdapat hubungan positif antara hasil belajar PPL dengan minat mahasiswa memilih profesi guru SMK. Hubungan ini bukan merupakan suatu kebetulan karena telah diuji melalui analisis statistik.
KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian hipotesis dan interpretasi hasil pengujian hipotesis penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubaungan positif antara hasil belajar PPL dengan minat mahasiswa utnuk memilih profesi guru SMK.

SARAN
Dalam rangka meningkatkan minat mahaiswa memilih profesi guru khususnya guru SMK bidang elektro, dapat disarankan hal-hal berikut:
1. Perlu adanya peninjauan ulang terhadap pelaksanaan PPl di sekolah agar PPL benar-benar dapat menjadi guru yang profesional nantinya.
2. Perlu adanya pemantauan yang serius dari para dosen dan guru pamong di sekolah bagimahasiswa yang sedang melaksanakan PPL, sehingga penilaian yang dilakukan terhadap mahasiswa tidak anya pada saat ujian praktik mengajar saja.
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka 1990.

UPT-PPL, Pedoman Pelaksanaan PPL IKIP Jakarta, Jakarta : UPT-PPL IKIP Jakarta, 1998.

Selasa, 09 Juni 2009

JURNAL_MMAJID

Nama : Muhammad Majid

No. Reg. : 5115083378

Perbedaan hasil belajar instalasi sistem operasi Windows dan Troubleshooting komputer pada siswa yang diberikan pengajaran oleh guru dengan siswa yang belajar mandiri melalui modul (suatu studi eksperimen pada siswa SMK Kebon Jeruk kelas I program diklat elektronika komunikasi).

Pembuat Skripsi Rizky Maulana

Pembuat Jurnal Muhammad Majid

Pada pembuatan jurnal ini saya mengambil dari skripsi yang berjudul Perbedaan hasil belajar instalasi sistem operasi Windows dan Troubleshooting komputer pada siswa yang diberikan pengajaran oleh guru dengan siswa yang belajar mandiri melalui modul yang dibuat oleh Rizky Maulana angkatan 2001 dan lulus pada tahun 2006. Memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar instalasi sistem operasi Windows dan Troubleshooting komputer pada siswa yang diberikan pengajaran oleh guru dengan siswa yang belajar mandiri melalui modul. Hal tersebut dikarenakan banyak pengajar atau guru masih kurang maksimal dalam pemberian materi karena masih menggunakan metode yang kurang baik dalam menyampaikan kepada perserta didik. Ternyata setelah melakukan lakukan berbagai percobaan dan penelitian dapat disimpulkan bahwa pengajaran oleh guru lebih dapat dimengerti oleh siswa dibandingkan dengan belajar sendiri melalui modul.

Kata kunci : Instalasi, Troubleshooting komputer, Modul.

Pendahuluan

Kualitas pendidikan nasional terus saja ditingkatkan guna membentuk sumber daya manusia (SDM) yang handal. Meningkatkan kualitas pendidikan dapat dilakukan dengan bergagai cara antara lain dengan pembaharuan kurikulum, peningkatkan kinerja guru, penggunaan metode pengajaran yang tepat serta pengadaan sarana dan prasarana pendukung proses berjalannya belajar-mengajar.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan dilakukan disetiap tingkatan sekolah, begitu pula pada sekolah menegah kejuruan (SMK) yang kurikulumnya berorientasi pula pada pembentukan tenaga siap pakai. Membentuk siswa lulusan SMK yang siap pakai tidak mudah karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk mencapainya adalah dengan meningkatkan metode pengajaran yang efektif.

Belakangan ini banyak siswa yang menurun hasil belajarnya. Mulai dari siswa yang mengeluh dalam pemberian materi yang masih sulit untuk dicerna oleh siswa hingga permasalahan-permasalahan baru yang timbul setelah pemberian materi secara tidak maksimal yang diberikan oleh guru. Pemberian materi yang terstuktur dengan rapih dan terencana terlebih dahulu bagaimana cara pemberian materi dengan penyampaian yang mudah dan dapat diterima oleh siswa dengan baik pula maka permasalahan yang akan muncul setelah pemberian materi akan terpecah sedemikian rupa sehingga membentuk masalah yang kecil dan dapat di selesaikan dengan mudah.

Setelah diperhatikan dan diselusuri ternyata masih banyak cara yang terpikirkan sehingga terdapat beberapa metode baru yang akan diberikan kepada siswa. Untuk mendapat metode yang baik dan maksimal dalam penerapannya maka di adakan percobaan yang dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda dalam penyampaian materi pada setiap kelas sehingga akan mendapatkan hasil yang terbaik dan dapat digunakan untuk pembelajaran selanjutnya yang baik dan maksimal dalam penyampaian materi.


Metode penelitian

Dalam percobaan kali ini peneliti akan menggunakan metode eksperimen atau metode untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan perlakuan percobaan. Jadi dalam pemberian materi pada setiap kelas akan diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda. Setelah beberapa bulan mendapatkan pembelajaran yang berbeda atau perlakuan berbeda pada setiap kelas akan di uji untuk mendapatkan hasil yang akurat dan baik kelas mana yang mendapatkan nilai yang terbaik akan dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut mendapatkan metode pembelajaran yang baik dan maksimal yang dilakukan oleh pengajar atau guru.

Pembahasan

Peneliti menentukan metode apa yang akan diberikan kepada siswa tentunya dengan kriteria yang mendukung dan pada setiap kelas mendapat pemerlakuan yang berbeda atau pemberian metode pembelajaran yang berbeda untuk membuktikan metode mana yang paling baik dan maksimal dalam penyampaian materi. Setelah diberikan metode yang berbeda maka akan dibiarkan pemberian tersebut berselang beberapa bulan untuk mendapatkan data yang akurat dan baik tentunya.

Beberapa bulan berlangsung pemberian metode yang berbeda dilakukan dan pada akhirnya akan diadakan evaluasi pada setiap kelas dengan bobot soal yang sama untuk menyetarakan tingkatan tersebut. Setelah diadakan evaluasi maka hasil rata-rata dari evaluasi tersebut akan dibandingkan dengan kelas-kelas lainnya yang mendapatkan pemerlakuan yang berbeda atau metode pembelajaran yang berbeda di setiap kelasnya.

Membandingkan nilai hasil evaluasi akan membuktikan metode mana yang merupakan metode paling baik dan sangat maksimal. Karena metode terbaik akan menghasilkan nilai yang baik pula bila dibandingkan dengan nilai yang menggunakan metode yang kurang baik lainnya. Perbedaan tersebut menjadi bukti kuat bahwa metode penyampaian materi dengan pengajaran oleh guru lebih baik dibandingkan dengan hanya memberikan modul kepada siswa untuk belajar secara mandiri.


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang dapat disimpulkan adalah metode penyampaian materi dengan pengajaran oleh guru lebih baik dibandingkan dengan hanya memberikan modul kepada siswa untuk belajar secara mandiri.

Saran yang diberikan kepada pengajar atau guru adalah setelah dilakukan percobaan ini guru sudah yakin bahwa metode memberikan modul dan menyarankan siswa belajar mandiri sudah pasti mengakibatkan buruk dibandingkan metode pengajaran. Sebaiknya pengajar atau guru lebih teliti dalam menggunakan metode terbaik.

Saran yang diberikan kepada peneliti atau pada peneliti lainnya yaitu sebaiknya dalam urusan mencari metode yang terbaik tidak perlu dengan membanding-bandingkan metode. Karena dengan hal tersebut memberikan kerugian terhadap siswa yang mendapat nilai buruk. Akan tetapi hanya dengan mengunakan metode PTK (penelitian tindakan kelas) sudah dapat disimpulkan metode mana yang terbaik untuk penyampaian materi.

Daftar Pustaka

Agutian, Ary Ginanjar., 2001, Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual ESQ, Jakarta: Arga Wijaya Persada.

Arikunto, Suharsimi., 2002, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Dakir, 2004, Perencanaan dan pengembangan kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta.

Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Faisal, Sanapiah., 1982, Metodelogi penelitian pendek, Surabaya: Usaha Nasional.

Sodono, Agus., 2005, Pertolongan pertama pada kecelakaan Windows, Yogyakarta: Diglossia Media Baru.

Kamis, 30 April 2009

tugas 6 (irma)

IRMA WIDIYANTI

5115083383

tugas 6

Perbandingan ISTILAH

  1. FIREWALL
    • Istilah yang diterjemahkan,

Dinding api.

· Istilah asingnya,

Firewall.

· Kaidah yang digunakan,

Mengaplikasikan dinding sebagai pengaman.

· Makna dalam elektro,

Suatu sistem pengaman pada jaringan intranet yang terhubung dengan jaringan internet.

Internet : http://www.total.or.id/info.php?kk=FIREWALL

Dinding pembatas. Kombinasi dari hardware maupun software yang memisahkan sebuah network menjadi dua atau lebih bagian untuk alasan keamanan.

  1. CARD
    • Istilah yang diterjemahkan,

Kartu.

· Istilah asingnya,

Card.

· Kaidah yang digunakan,

Bentuknya yang berupa papan hampir sama dengan kartu.

· Makna dalam elektro,

Istilah yang digunakan untuk papan rangkaian tercetak (PCB).

Internet : http://www.total.or.id/info.php?kk=card

Kartu. suatu perangkat yang dipasang pada komputer, fungsinya disesuaikan dengan tujuan perangkat tersebut.

  1. BRIDGE
    • Istilah yang diterjemahkan,

Jembatan.

    • Istilah asingnya,

Bridge.

    • Kaidah yang digunakan,

Mengaplikasikan jembatan sebagai piranti penerus.

    • Makna dalam elektro,

Bridge adalah peranti yang meneruskan lalu lintas antara segmen jaringan berdasar informasi pada lapisan data link.

Internet : http://www.total.or.id/info.php?kk= BRIDGE

Menjembatani, mempertemukan, jembatan.

  1. REPEATER
    • Istilah yang diterjemahkan,

Pengulang.

    • Istilah asingnya,

Repeater.

    • Kaidah yang digunakan,

Makna mengulang hampir sama dengan memperbarui.

    • Makna dalam elektro,

Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh.

Internet : http://www.total.or.id/info.php?kk= REPEATER

Di dalam jaringan komputer, repeater berfungsi untuk memperpanjang rentang jaringan dengan cara memperkuat isyarat elektronis. Dengan menggunakan repeater, LAN yang memakai ethernet dapat diperpanjang rentang jaringannya sampai 20 km dengan memasang repeater pada setiap 2,5 km.

  1. HOST
    • Istilah yang diterjemahkan,

Tuan rumah.

    • Istilah asingnya,

Host.

    • Kaidah yang digunakan,

Mempunyai tugas yang hampir sama dengan tuan rumah, yaitu sebagai penyedia layanan.

    • Makna dalam elektro,

Host adalah sistem komputer penyedia layanan yang diakses oleh pengguna yang bekerja pada lokasi yang jauh.

Internet : http://www.total.or.id/info.php?kk= HOST

Komputer atau perangkat lainnya yang terhubung dalam suatu jaringan. Sejenis dengan istilah device atau node kecuali bahwa host biasanya merupakan suatu sistem komputer, sedangkan perangkat dan node dapat menjadi sistem apa saja dalam jaringan, termasuk server komunikasi dan router.

tgsII (Irma)

IRMA WIDIYANTI

5115083383



TUGAS BAHASA INDONESIA 2

10 KESALAHAN PENULISAN EYD

1. “oleh karena itu, Alat pendeteksi kebakaran. . . “

penjelasan : setelah tanda koma tidak boleh menggunakan huruf kapital.

2. “segala puji dan syukur penulis panjatkan bagi Rabb Semesta Alam, Allah SWT. atas karunia dan . . . .”

penjelasan : setelah tanda titik harus diawali dengan huruf kapital.

3. “karena begitu banyak cakupan masalah dalam penelitian ini, maka perlu . . . “

penjelasan : kata penghubung (karena) tidak boleh digunakan pada awal kalimat.

4. “sedangkan alam dapat juga menjadi penyebab timbulnya kebakaran, seperti petir, gempa bumi, . . . .”

penjelasan : setelah kata “seperti” harus ada tanda titik dua (:).

5. “matikan dulu sumber lisrik agar kita aman dalam memadamkan listrik”

penjelasan : harus ada tanda titik (.) pada akhir kalimat.

6. “matikan dulu sumber lisrik agar kita aman dalam memadamkan listrik”

penjelasan : kata “dulu” tidak baku dan yang baku adalah kata “dahulu”.

7. pemprograman (tidak baku) ; pemrograman (baku).

8. kedua-keduanya (tidak baku) ; kedua-duanya (baku).

9. mensuplai (tidak baku) ; menyuplai (baku).

10. mengkontrol (tidak baku) ; mengontrol (baku).


5 ISTILAH ASING DALAM ELEKTRO

  1. FIREWALL
    • Istilah yang diterjemahkan,

Dinding api.

· Istilah asingnya,

Firewall.

· Kaidah yang digunakan,

Mengaplikasikan dinding sebagai pengaman.

· Makna dalam elektro,

Suatu sistem pengaman pada jaringan intranet yang terhubung dengan jaringan internet.

  1. CARD
    • Istilah yang diterjemahkan,

Kartu.

· Istilah asingnya,

Card.

· Kaidah yang digunakan,

Bentuknya yang berupa papan hampir sama dengan kartu.

· Makna dalam elektro,

Istilah yang digunakan untuk papan rangkaian tercetak (PCB).

  1. BRIDGE
    • Istilah yang diterjemahkan,

Jembatan.

    • Istilah asingnya,

Bridge.

    • Kaidah yang digunakan,

Mengaplikasikan jembatan sebagai piranti penerus.

    • Makna dalam elektro,

Bridge adalah peranti yang meneruskan lalu lintas antara segmen jaringan berdasar informasi pada lapisan data link.

  1. REPEATER
    • Istilah yang diterjemahkan,

Pengulang.

    • Istilah asingnya,

Repeater.

    • Kaidah yang digunakan,

Makna mengulang hampir sama dengan memperbarui.

    • Makna dalam elektro,

Suatu perangkat yang dipasang di titik-titik tertentu dalam jaringan untuk memperbarui sinyal-sinyal yang di transmisikan agar mencapai kembali kekuatan dan bentuknya yang semula, guna memperpanjang jarak yang dapat di tempuh.

  1. HOST
    • Istilah yang diterjemahkan,

Tuan rumah.

    • Istilah asingnya,

Host.

    • Kaidah yang digunakan,

Mempunyai tugas yang hampir sama dengan tuan rumah, yaitu sebagai penyedia layanan.

    • Makna dalam elektro,

Host adalah sistem komputer penyedia layanan yang diakses oleh pengguna yang bekerja pada lokasi yang jauh.

Kerangka karangan skripsi (Irma)

IRMA WIDIYANTI

5115083383



Tugas Bahasa Indonesia 1

Kerangka karangan skripsi

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Kebakaran merupakan situasi atau kondisi yang sangat tidak diinginkan dan merugikan orang banyak, khususnya si pemilik rumah/pabrik/wilayah tertentu, dan biasanya terjadi karena percikan api atau gesekan listrik yang mengakibatkan konsetling, bahkan dari kelalaian manusia itu sendiri. Dari hal diatas kesemuanya dapat menyebabkan kebakaran akan tetapi tidak akan terjadi jika kita mempunyai suatu alat pendeteksi untuk mengetahui gejala-gejala tersebut. Oleh karena itulah penulis ingin agar semua perusahaan/pabrik/industry kecil ataupun masyarakat dapat merasa aman dari bahaya kebakaran yang sewaktu-waktu dapat mengancam siapa saja dengan mencoba membuat alat pendeteksi kebakaran dengan melihat dari gejala-gejala kebakaran tersebut, seperti suhu, asap, cahaya, dan api. Alat pendeteksi kebakaran ini menggunakan IC mikrokontroler tipe AT89S51, karena IC ini tergolong murah dan mudah dalam penggunaanya. Berdasarkan uraian diatas mka penulis mencoba memberikan sumbangsih ke masyarakat luas dan sebagai pengaplikasian ilmu pengetahuan dalam bidang elektronika yang telah dimiliki.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka timbul permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana alat pendeteksi kebakaran yang efektif digunakan saat ini ?

2. Bagaimana pengaruh sensitifitas sensor terhadap kerja alat ?

3. Bagaimana system kerja alat pendeteksi kebakaran itu ?

4. Dll.

C. Pembatasan Masalah

Karena begitu banyak cakupan masalah dalam penelitian ini, maka perlu pembatasan masalah yaitu : cara membuat alat pendeteksi kebakaran dengan sensor terpadu berbasiskan mikrokontroler AT89S51 yang kemudian dapat mengkontrol kerja peralatan system penanggulangan bahaya kebakaran yaitu mengaktifkan buzzer, pintu darurat, kipas, dan menyemprotkan air saat terjadinya kebakaran.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana cara membuat alat pendeteksi kebakaran dengan sensor terpadu berbasiskan mikrokontroler AT89S51 ?

E. Tujuan Penelitian

1. Membuat rangkaian pemadam kebakaran dengan mempergunakan sensor suhu, kepekatan asap, dan api.

2. Dll.

F. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat luas dalam menjaga keamanan rumah/lingkungan dariterjadinya bahaya kebakaran.

2. Dll.

Bab II. Deskripsi Teori dan Kerangka Berpikir

A. Deskripsi Teori

1. Kebakaran

a. Definisi

b. Sebab-sebab timbulnya kebakaran

c. Pengenalan kelas-kelas kebakaran

d. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran

d.1 prinsip pemadaman kebakaran

d.2 pencegahan kebakaran

d.2.1 fire detection system

d.2.2 fire hydrant system

d.2.3 fire sprinkler system

d.2.4 halon system

d.2.5 portaste fire extinguisher

2. system mikrokontroler

a. mikrokontroler atmel keluarga 51 (MCS-51)

b. fungsi pin-pin mikrokontroler

c. organisasi memori

d. program status word

e. stack pointer

f. data pointer

3. set instruksi

a. Instruksi aritmatika

b. Instruksi logika

c. Instruksi transfer data

d. Look up tastes

e. Instruksi Boolean

f. Instruksi percabangan

g. jump taste

h. subrutin dan interupsi

i. conditional jump

4. rangkaian sensor

a. Sensor suhu

b. Sensor asap

c. Sensor api

5. integrated circuit (IC)

a. Op-AMP / penguat operasional

b. Pengubah A/D

c. IC ULN2003AP

6. rangkaian driver output

a. Motor DC

b. Relay

c. Buzzer

d. Pompa air aquarium

B. Kerangkan Berpikir

Bab III. Metodologi Penelitian

A. Tujuan operasional

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat alat pendeteksi kebakaran terprogram berbasis mikrokontroler AT89S51.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di rumah laboratorium jurusan teknik elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta dan laboratorium BTMP, BPPT serpong,sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2004/2005.

C. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode eksperimen laboratorium.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen-instrumen penelitian adalah alat-alat ukur yang digunakan selama pembuatan dan pengujian alat dibuat.

E. Pelaksanaan Penelitian

1. Proses pembuatan alat

a. Pembuatan skema rangkaian dan jalur PCB

b. Perakitan komponen

c. Pembuatan program

2. Prinsip kerja blok rangkaian

a. Rangkaian system minimum AT89S51

b. Rangkaian ADC 0808

c. Rangkaian sensor suhu, asap, dan api

d. Rangkaian driver output

F. Pengujian blok rangkaian

1. Pengujian rangkaian ADC 0808

2. Pengujian rangkaian sensor suhu

3. Pengujian rangkaian sensor asap

4. Pengujian rangkaian sensor api

5. Pengujian rangkaian driver output dan plant

Bab IV. Hasil Penelitian

A. Hasil pengujian

1. Hasil pengujian rangkaian ADC 0808

2. Hasil pengujian rangkaian sensor suhu

3. Hasil pengujian rangkaian sensor asap

4. Hasil pengujian rangkaian sensor api

5. Hasil pengujian rangkaian driver output dan plant

B. Analisis hasil penelitian

1. Pengujian rangkaian ADC 0808

2. Pengujian rangkaian sensor suhu

3. Pengujian rangkaian sensor asap

4. Pengujian rangkaian sensor api

5. Penguuian rangkaian driver output dan plant

Bab V. kesimpulan, implikasi, dan saran

A. Kesimpulan

Alat ini memiliki beberapa fungsi yaitu mendeteksi perubahan suhu, kepekatan asap, dan timbulnya api yang ada pada suatu ruangan, memberikan peringatan dengan buzzer, melakukan pemadaman dengan proses sprayer air, mengeluarkan asap pada mangan saat tejadinya kebakaran dengan pengaktifan kipas dan membuka pintu darurat secara otomatis.

B. Implikasi

Alat pendeteksi kebakaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu solusi dalam memberikan keamanan pada suatu ruangan atau gedung dari terjadinya bahaya kebakaran, akan tetapi alat ini masih perlu untuk dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini dapat dikembangkan dalam memodifikasikan program pada kondisi-kondisi tertentu.

C. Saran

Berisikan saran penulis untuk para pembaca atau untuk para mahasiswa dalam hal perbaikan atau pengembangan alat pendeteksi kebakaran ini.


DAFTAR PUSTAKA

IRMA WIDIYANTI

5115083383